Pada akhirnya sampai juga pada titik ini, titik dimana sudah benar-benar pasrah dengan apapun yang sudah tuhan gariskan untuk jalan hidup saya.
Titik dimana tak lagi mampu menyebut sebuah nama yang aku inginkan. Cukup dua kali aku jatuh dan terhempas sangat dalam. Butuh usaha sangat keras agar mampu berdiri kembali dan mengangkat kepala hingga mampu meyakini bahwa aku layak untuk dipertahankan. Bahkan ketika ada tangan yang selalu sanggup menggenggam saat aku takut dan ada bahu yang selalu siap untuk bersandar ketika aku lelah, tapi hatiku teralu takut untuk kembali percaya. Bahkan aku sempat berpikir bahwa mungkin saja ada sesuatu yang salah pada diriku, bahwa mungkin saja ada doa dari seseorang yang mungkin pernah aku lukai hatinya dengan teramat sangat hingga aku harus merasakan gagal di titik yang sudah sangat dekat dengan titik tujuan. Semua harus balik kanan dan mundur tanpa sebuah alasan yang sanggup aku mengerti dengan akal dan perasaanku.