Pada akhirnya sampai juga pada titik ini, titik dimana sudah benar-benar pasrah dengan apapun yang sudah tuhan gariskan untuk jalan hidup saya.
Titik dimana tak lagi mampu menyebut sebuah nama yang aku inginkan. Cukup dua kali aku jatuh dan terhempas sangat dalam. Butuh usaha sangat keras agar mampu berdiri kembali dan mengangkat kepala hingga mampu meyakini bahwa aku layak untuk dipertahankan. Bahkan ketika ada tangan yang selalu sanggup menggenggam saat aku takut dan ada bahu yang selalu siap untuk bersandar ketika aku lelah, tapi hatiku teralu takut untuk kembali percaya. Bahkan aku sempat berpikir bahwa mungkin saja ada sesuatu yang salah pada diriku, bahwa mungkin saja ada doa dari seseorang yang mungkin pernah aku lukai hatinya dengan teramat sangat hingga aku harus merasakan gagal di titik yang sudah sangat dekat dengan titik tujuan. Semua harus balik kanan dan mundur tanpa sebuah alasan yang sanggup aku mengerti dengan akal dan perasaanku.
Dan pada akhirnya aku hanya ingin pasrah, mengikuti setiap alur yang sudah dituliskan untukku, tak berani memberikan harapan apapun kepada siapapun dan tak ingin memberikan hati untuk saat ini. Biarkan ia sembuh dan kembali utuh hingga akhirnya tuhan memang menginginkan hatiku tetap utuh tanpa harus dihancurkan lagi.
Bahkan saat ini aku siap unuk ditinggalkan siapapun kamu yang telah lelah menungguku, aku sangat minta maaf karena hatiku benar-benar belum siap untuk itu. Bila aku sanggup marah maka aku juga akan marah pada diriku sendiri karena tak sanggup membuka hati dan memberikan kesempatan bahkan kepada orang yang (sepertinya) benar-benar tulus dan sanggup berkorban melakukan apapun demi mendapatkan kesempatan yang tak kunjung aku yakini.
No comments:
Post a Comment